Gelar Bedah Games, ASELIS, Himpunan Mahasiswa Sastra Inggris FSBK UAD Hadirkan Kegiatan Learning Fun Gaming
Foto Bersama Kegiatan Bedah Game: Tekken 7 (Dok. Istimewa)
Yogyakarta – Himpunan Mahasiswa Program Studi Sastra Inggris, Association of English Literature Students (ASELIS) Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi (FSBK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), kembali menghadirkan program kerja menarik. Salah satunya adalah kegiatan Bedah Games dengan tagline Learning Fun Gaming dalam game Tekken 7 yang bertajuk “Beyond the Screen: Uncovering the World Behind Game”. Kegiatan ini diselenggarakan pada hari Minggu, 4 Mei 2025, bertempat di Aula Islamic Center, Kampus 4 UAD.
Kegiatan Bedah Games ini, mengangkat permainan Tekken 7 sebagai medium utama dalam mengupas elemen-elemen budaya, naratif, dan teknik permainan yang terkandung di dalamnya. Kegiatan ini dibuka dengan sambutan dari Ketua Pelaksana dan Ketua ASELIS 2024/2025 yang mengungkap harapan agar mahasiswa dapat memahami bahwa di dalam game mengandung budaya populer.
Sesi Talkshow oleh Dr. Muhammad Hafiz Kurniawan, S.S., M.A. (Kanan) Bersama Moderator (Kiri) (Dok. Istimewa)
Acara dilanjutkan dengan sesi talkshow bersama Dr. Muhammad Hafiz Kurniawan, S.S., M.A., Dosen Sastra Inggris FSBK UAD, yang menjadi pembicara utama. Dalam pemaparannya, Dr. Hafiz membedah berbagai aspek dalam game Tekken 7, mulai dari penggambaran grafik dalam game, representasi budaya melalui identitas karakter game, hingga inovasi-inovasi yang dapat dikembangkan dalam pembuatan video game.
Para Peserta Memainkan Game Tekken 7 dalam Sesi Review and Fun Game (Dok. Istimewa)
Menariknya, kegiatan ini juga diisi dengan sesi review dan fun game. Para peserta diminta mengambil nomor undian untuk mengikuti pertandingan singkat. Dr. Hafiz memberikan ulasan langsung terkait teknik-teknik yang digunakan para pemain dalam pertandingan, serta menjelaskan bagaimana elemen strategi dalam game bisa dikaitkan dengan teori budaya dan sastra.
Kegiatan Bedah Games ini diikuti dengan antusias oleh mahasiswa yang hadir. Selain menghibur, agenda ini juga membuktikan bahwa dunia game dapat menjadi objek kajian akademik yang serius dan menyenangkan.
Kedepannya, diharapkan program serupa dapat terus dikembangkan agar semakin memperkuat identitas FSBK sebagai fakultas yang adaptif terhadap perkembangan zaman dan mampu merespons dinamika budaya kontemporer dengan cara-cara yang kreatif. (Shinta).
