Sastra itu Tidak Kaku
“Sastra itu tidak kaku” Sastra itu fleksibel, dinamis, dan bebas mengungkapkan gagasan dan emosi dengan cara yang kreatif dan variatif. Sastra yang disajikan dalam penampilan dari mahasiswa Sastra Inggris dan Sastra Indonesia dapat menghipnotis penonton di acara bincang sastra yang digelar pada tanggal 8 Oktober 2025kemarin. Dengan perpaduan bahasa yang kaya dan ekspresi yang mendalam, para mahasiswa menghadirkan karya-karya yang penuh makna dan nuansa emosional. Setiap puisi dan cerita yang dibacakan mampu menyentuh hati pendengar, menghadirkan imaji hidup yang membuat penonton terbawa ke dalam dunia sastra itu sendiri.
Tidak hanya itu, penampilan mereka juga menampilkan kreativitas visual dan penghayatan serta interaksi yang kuat dengan audiens. Hal ini menjadikan acara bincang sastra tidak sekadar sebuah presentasi, tetapi sebuah pengalaman seni yang memikat dan menggugah. Acara tersebut berhasil memperlihatkan betapa sastra dapat menjadi medium penghubung antar bahasa, budaya, dan perasaan, memperkaya wawasan serta apresiasi terhadap karya sastra lintas disiplin. Suasana yang tercipta membuat setiap hadirin terinspirasi dan semakin mencintai dunia sastra.
Penampilan juga disajikan oleh pembicara utama “Bincang Sastra,” presiden penyair Indonesia Sutardji Calzoum Bachri, yang pun ikut ujuk sastra dan memainkan harmonikanya. Kehadiran Sutardji membawa nuansa khas yang memikat, dengan gaya puisi yang orisinal dan permainan harmonika yang mengalun lembut namun penuh kekuatan. Ia berhasil menggabungkan suara musik dan kata-kata menjadi satu kesatuan yang harmonis, mengantarkan penonton ke dalam pengalaman sastra yang berbeda dan mendalam. Sutardji tidak hanya menampilkan karya-karya puisinya dengan penuh penghayatan, tetapi juga berbagi refleksi tentang makna sastra dalam kehidupan modern.
