Langgengkan Sinergisitas, FSBK UAD Bekerjasama dengan Kedubes Australia Jakarta Selenggarakan Masterclass Filming
Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi (FSBK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bekerjasama dengan Kedutaan Besar (Kedubes) Australia menyelenggarakan kegiatan Masterclass yang bertajuk “Filming in the Streaming Age”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin, 10 Juni 2024 bertempat di Amphitarium Lantai 9, Kampus 4 UAD. Dalam penyelenggaraan kegiatan ini turut mengundang dosen dan mahasiswa UAD, universitas di Yogyakarta, praktisi dan komunitas film di Yogyakarta.
Masterclass Filming in the Streaming Age merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) 2024, yang diselenggarakan oleh Kedubes Australia dari tanggal 31 Mei hingga 23 Juni 2024. Festival ini hadir untuk merayakan hubungan diplomatik Indonesia dan Australia yang sudah berjalan selama 75 tahun (1949-2024). FSAI 2024 turut hadir di beberapa kota di Indonesia dan mengajak beberapa kampus dan lembaga untuk bekerjasama menyelenggarakan festival tersebut. Di Yogyakarta, Kedubes Australia bekerjasama dengan dalam penyelengaraan Masterclass Filming in the Streaming Age.
Kegiatan masterclass diawali dengan beberapa sambutan dari Wajiran, Ph.D., Dekan FSBK, Prof. Ir. Sunardi, Ph.D.,Wakil Rektor Bidang Akademik, dan Amanda Panayotou, Secondary Secretary Public Diplomacy Australian Embassy Jakarta.
Dalam sambutannya, Amanda Panayotou menyampaikan terima kasih kepada UAD atas kolaborasi kegiatan FSAI 2024. “Thank you Jaggi for joining us today, and thank you Ahmad Dahlan University for supporting FSAI 2024. I hope you enjoy today’s session and pick up new tips for developing your next creations project”.
Sebelum acara inti masterclass, dilakukan penandatanganan MoA dan IA antara FSBK UAD dan Kedubes Australia. Selanjutnya, acara yang telah ditunggu yakni sesi masterclass and discussion oleh Steve Jaggi yang merupakan film producer dan Chief Executive Officer (CEO) of Jaggi Entertainment, Australia.
Diskusi ini mampu memberikan wawasan yang mendalam tentang strategi memproduksi film di era streaming utamanya kepada mahasiswa. Persoalan utama dalam pembuatan film adalah keuangan atau finansial.
“I had 12 months to make money, 5 years to make 2 more films that made money, and by year 10 I had enough money to make the films I wanted to make,” papar Steve Jaggi.
Selain itu, mahasiswa juga mendapatkan pengetahuan baru terkait dengan kreativitas dalam dunia industri film dan memperoleh inspirasi untuk mengembangkan ide pembuatan film berikut tekniknya.
Pada sesi masterclass turut memperkenalkan film-film Australia karya Steve Jaggi. Salah satu filmnya yang populer di Netflix, Love is in the air, ditonton oleh lebih dari 27,000,000 orang.
Di akhir sesi, dilakukan tanya jawab antara peserta dan pembicara. Kedubes Australia memberikan merchandise bagi penanya terbaik dan bagi mereka yang membagikan Instagram story menarik di media sosial masing-masing. (Shinta)