Potret Kehidupan Bertetangga dalam Pementasan Drama “Warung Sedang Tutup” Karya Mahasiswa Sastra Indonesia Angkatan 2020
Drama berjudul “Warung Sedang Tutup” sukses dipentaskan oleh Komunitas Kesenian Sanggar Manggala besutan mahasiswa program studi Sastra Indonesia Angkatan 2020 Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan pada Minggu, 17 Juli 2022. Berlangsung di Societet, Taman Budaya Yogyakarta dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Sastra Indonesia UAD, pementasan ini dihadiri dan disaksikan oleh ratusan penonton dari berbagai kalangan, baik mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum.
Ditulis dan disutradarai oleh Didi Rizaldy, Warung Sedang Tutup mengangkat potret kehidupan sehari-hari masyarakat dalam bertetangga. Drama ini mengandung pesan bahwa antar tetangga harus memiliki rasa saling peduli. Meskipun pada hakikatnya mereka saling bersaing dalam hal bisnis, namun dalam kehidupan sosialnya harus tetap mengedepankan rasa saling peduli dan tolong menolong. Dengan pengemasan yang apik, drama ini tidak hanya berhasil menyampaikan pesan moral yang baik, tetapi berhasil pula menggelitik para penonton lewat humor-humor yang disuguhkan.
Berawal dari project mata kuliah Kajian Pementasan Drama, Warung Sedang Tutup berkembang menjadi sebuah media bagi mahasiswa dalam berkreasi. “Pementasan drama “Warung Sedang Tutup” bukan hanya pemenuhan tugas semata melainkan sebuah wadah bagi mahasiswa Sasindo (Sastra Indonesia) untuk belajar dan menuangkan kreativitasnya”, jelas Sabar Stilla selaku Pimpinan Produksi dalam wawancara bersama Humas FSBK.
Dengan persiapan yang cukup singkat, drama “Warung Sedang Tutup” ternyata dapat memicu animo masyarakat untuk menyaksikan pementasan secara langsung. Hal tersebut dibuktikan dengan hadirnya kurang lebih 300 orang penonton di Taman Budaya Yogyakarta.
Ditemui tim Humas FSBK selepas pementasan, Dinar Setyawan selaku dosen pengampu mata kuliah Kajian Pementasan Drama yang turut hadir mengungkapkan rasa bangganya bisa menyaksikan secara langsung karya dari anak didiknya tersebut.
“Saya sangat terpukau dengan apa yang dilakukan oleh teman-teman semua. Ini jauh di atas ekspektasi saya. Senangnya adalah bisa mengajak rekan-rekan semuanya untuk menciptakan karya bersama-sama sehingga mereka tidak hanya berkutat di kampus saja, tidak hanya berkutat dengan teori-teori, tetapi bagaimana mengimplementasikan ilmu atau teori yang mereka dapatkan di kampus itu di luar. Dengan menciptakan karya yang saya yakin nanti akan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi mereka semua” ungkap Dinar.
Dinar pada awalnya memberi motivasi kepada mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2020 untuk dapat berkreasi dalam bidang sastra guna membantu mereka dalam karir selanjutnya. “Seorang mahasiswa sastra mestinya orang-orang yang berkecimpung, berkutat dengan yang namanya karya sastra. Jadi mulai dari sekarang mereka harus mau menekuni hal itu, menciptakan karya-karya seni sastra. Hal ini ternyata memberikan mereka stimulus untuk tetap semangat dalam berkarya”, jelas Dinar. Dinar menambahkan, “Saya juga berharap bahwasanya apa yang dilakukan oleh teman-teman ini dapat berlanjut lagi, baik dalam scope kampus atau mereka bisa berproses di luar kampus”.
Sejalan dengan penuturan Dinar, Stilla sebagai Pimpinan Produksi juga berharap bahwa pementasan drama serupa akan hadir kembali di angkatan-angkatan berikutnya. “Sanggar Manggala merupakan embrio yang kita bentuk, harapannya semoga di tahun berikutnya atau satu tahun dua kali kita bisa mengadakan pementasan drama lagi. Tak lupa semoga angkatan 2021 ataupun selanjutnya bisa mengadakan pementasan drama juga”, tutup Stilla.