Alumni Sastra Inggris UAD, Bagas Al Fajri Lanjutkan Studi Jenjang Magister di University College London (UCL) Melalui Beasiswa LPDP
Bagas Al Fajri, S.S., salah satu lulusan terbaik dari Program Studi Sastra Inggris Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi (FSBK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) angkatan 2019, kembali membawa nama baik almamaternya dengan berhasil meraih beasiswa LPDP untuk studi magister dalam bidang Linguistik Terapan (Applied Linguistics) di University College London (UCL), London, Inggris.
Saat memutuskan untuk melanjutkan studi, Bagas memang sudah memiliki rencana yang matang. Sejak S1, ia sudah yakin akan melanjutkan ke jenjang S2 segera setelah lulus. Tiga negara pilihan utamanya adalah Amerika Serikat, Inggris, dan Australia, karena mereka adalah English-speaking countries dan memiliki universitas-universitas ternama. Selain UCL, Bagas juga diterima di University of Glasgow dan University of Leeds untuk program yang sama. “Aku mantap memilih UCL karena berada di peringkat ke-9 dunia, jadi itu adalah pilihan yang jelas bagiku,” kata Bagas.
Sebelum akhirnya berangkat ke London pada bulan September 2024 nanti, Bagas harus melewati serangkaian tahapan dalam proses persiapannya. Ia menghabiskan waktu empat bulan untuk mendapatkan Letter of Acceptance (LOA) dari UCL dan enam bulan lagi untuk proses aplikasi beasiswa LPDP, yang mencakup seleksi administrasi dan wawancara substansi. “Persiapannya memakan waktu dan energi yang cukup besar, terutama ketika harus membagi waktu antara pekerjaan dan persiapan beasiswa di tengah malam,” ujarnya
Dari Sastra Amerika ke Linguistik Terapan
Ketika diwawancarai oleh tim Humas FSBK, Bagas menjelaskan alasannya beralih dari American Studies ke Linguistik Terapan. “Waktu S1, aku memilih American Studies karena ketertarikan yang besar terhadap budaya pop Amerika, perpolitikan, dan masyarakatnya. Namun, dibalik itu semua, aku juga memiliki minat yang kuat terhadap linguistik,” ujar Bagas. “Setelah eksplorasi budaya Amerika yang cukup mendalam selama S1, aku merasa sudah saatnya kembali ke passion awalku di linguistik.”
Pilihan ini tidak hanya didorong oleh minat pribadi tetapi juga pertimbangan prospek karier. Menurut Bagas, “Linguistik memiliki aplikasi yang sangat luas dibandingkan dengan American Studies yang lebih spesifik. Ini membuka banyak pintu kesempatan di masa depan.”
Persiapan Tes dan Esai
Bagas juga menceritakan tentang persiapannya menghadapi tes dan menulis esai yang menjadi syarat utama penerimaan. “Aku mengikuti les IELTS selama sebulan dan kemudian belajar mandiri selama sebulan lagi. Fokusku lebih banyak di bagian writing karena itu yang masih lemah dibandingkan lainnya,” ungkapnya. Bagas menekankan pentingnya latihan intensif dan pemanfaatan materi pembelajaran yang mudah diakses di internet.
Selain itu, Bagas juga tidak segan meminta bantuan proofreading dari berbagai pihak untuk menulis esai. “Untuk menulis esai baik untuk aplikasi ke UCL maupun LPDP, aku membutuhkan waktu sekitar dua bulan. Aku sering meminta proofreading ke dosen, teman dan juga layanan profesional untuk memastikan kualitas esaiku baik dari segi konten maupun tata bahasa,” tambahnya.
Bagas menutup sesi wawancara dengan menyoroti pentingnya kesiapan dan persiapan. “Be ready so you don’t have to get ready, karena kesuksesan adalah ketika kesiapan bertemu dengan kesempatan,” tegasnya. Bagas mendorong teman-teman lain termasuk mahasiswa dan para alumni Sastra Inggris UAD untuk terus meng-upgrade diri, menikmati masa muda, tetapi tetap fokus pada tujuan utama. (Alisa)