Mahasiswa Prodi Sasindo FSBK UAD Sabet Penghargaan AJI Awards 2025 Kategori Karya Jurnalistik Pers Mahasiswa Terbaik

Nadya Amalia Melani, Mahasiswa FSBK dalam AJI Awards 2025 (Dok. Nadya)
Mahasiswa Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi (FSBK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berhasil meraih penghargaan karya jurnalistik bergengsi, menandai babak baru dalam deretan prestasi FSBK. Prestasi ini menjadi bukti bahwa mahasiswa FSBK adaptif dengan isu sosial dan berhasil mengintegrasikan pembelajaran di ruang kelas dengan keterampilan praktis yang mampu melahirkan karya berkualitas.
Nadya Amalia Melani, mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia (Sasindo) angkatan 2021 bersama rekannya Putri Dwi Anggraeni (Fakultas Hukum, 2021) sabet Juara I dalam Penghargaan Aji Awards 2025 Kategori Karya Jurnalistik Pers Mahasiswa Terbaik. Penghargaan ini diselenggarakan pada Jumat, 8 Agustus 2025 berlokasi di Gedung RRI, Ruang Yusuf Ronodipuro Lantai 1, Jakarta, dalam rangka memperingati ulang tahun Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia yang ke-31.

Sunudyantoro (Kiri), Nadya (Tengah), Putri (Kanan) dalam agenda Pemberian Penghargaan AJI Awards 2025 (Dok. Live Stream Aji Indonesia)
Dengan Judul berita “Janji Keistimewaan di Tengah Eksklusivitas Sumbu Filosofis”, Nadya bersama Putri mendapatkan apresiasi atas keberaniannya mengangkat isu regional yang kerap diabaikan oleh masyarakat luas. Ketua Bidang Pendidikan, Etik dan Profesi AJI Indonesia 2025, yakni Sunudyantoro, dalam acara AJI Awards 2025 mengatakan, “Hasil karya mereka dipilih karena berani mengangkat isu penggusuran warga miskin di Yogyakarta dan mengkritik kebijakan pemerintah dalam menata kota dan tentunya dilibatkannya dana keistimewaan Yogyakarta dalam jumlah yang sangat besar.”
Nadya menyebut, pemilihan isu ini berawal dari adanya agenda tahunan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Poros, salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di UAD, yaitu Produksi Majalah. Ia juga mengungkap adanya tantangan selama proses penggarapan berita, mulai dari tema majalah yang mengangkat isu sosial budaya hingga kesulitan mencari narasumber. “Pembuatannya cukup sulit karena membutuhkan riset dan pendalaman isu yang matang,” ujarnya.
Namun, berkat kerja sama solid antara Nadya, yang juga menjabat sebagai Pemimpin Redaksi LPM Poros, dengan tim produksi majalah, seluruh hambatan dapat diatasi. Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa semangat kebersamaan mampu melahirkan karya jurnalistik yang berkualitas.
Prestasi ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi individu, tetapi juga bagi FSBK UAD secara keseluruhan. Nadya berharap produksi majalah LPM Poros terus hadir setiap tahun, sekaligus membawa lebih banyak penghargaan yang mengharumkan nama fakultas dan universitas di kancah nasional. (Shinta)