Menjadi Pengajar BIPA Peluang Keliling Dunia

 

Fakultas Sastra Budaya dan Komunikasi (FSBK) UAD Bekerjasama dengan WISMA English Yogyakarta mengadakan lokakarya penguatan Bahasa Indonesia untuk penuntur asing (BIPA) di Aula Islamic center pada sabtu (20/01).

Sasaran utama dari acara ini adalah mahasiswa FSBK UAD pada umumnya. Menurut Intan rawit sapanti, S.pd, MA program studi selaku sekretaris Sastra Indonesia juga penanggung jawab acara “Tujuan dari acara ini adalah untuk memperkaya wawasan mahasiswa FSBK dan membuka kesempatan untuk ikut serta menjadi pegiat, PIPA atau pengajar BIPA di tanah air. Kemudian masuk dalam bahasa Indonesia dan bahasa Indonesia di dunia internasional. ”

Lebih lanjut Intan beharap setelah diadakannya acara ini FSBK dapat mengenal dunia BIPA dan mengetahui dasar-dasar untuk Bahasa Indonesia untuk orang asing dan kebetulan di masa depan. Utamanya agar lebih percaya diri dan bangga menggunakan Bahasa nasional sendiri.

Intan menambahkan “Fakta dilapangan menguatkan bahwa Bahasa Indonesia sendiri sudah banyak yang diberbagai negara baik di kawasan asia seperti Vietnam sampai di amerika Serikat, jadi dengan kita cinta terhadap bahasa Indonesia kita bisa mendunia.” (Chk).

Sumber: Menjadi Pengajar BIPA Peluang Keliling Dunia

Menjadi Pengajar BIPA Peluang Keliling Dunia

Fakultas Sastra Budaya dan Komunikasi (FSBK) UAD Bekerjasama dengan WISMA English Yogyakarta mengadakan lokakarya penguatan Bahasa Indonesia untuk penuntur asing (BIPA) di Aula Islamic center pada sabtu (20/01).

Sasaran utama dari acara ini adalah mahasiswa FSBK UAD pada umumnya. Menurut Intan rawit sapanti, S.pd, MA program studi selaku sekretaris Sastra Indonesia juga penanggung jawab acara “Tujuan dari acara ini adalah untuk memperkaya wawasan mahasiswa FSBK dan membuka kesempatan untuk ikut serta menjadi pegiat, PIPA atau pengajar BIPA di tanah air. Kemudian masuk dalam bahasa Indonesia dan bahasa Indonesia di dunia internasional. ”

Lebih lanjut Intan beharap setelah diadakannya acara ini FSBK dapat mengenal dunia BIPA dan mengetahui dasar-dasar untuk Bahasa Indonesia untuk orang asing dan kebetulan di masa depan. Utamanya agar lebih percaya diri dan bangga menggunakan Bahasa nasional sendiri.

Intan menambahkan “Fakta dilapangan menguatkan bahwa Bahasa Indonesia sendiri sudah banyak yang diberbagai negara baik di kawasan asia seperti Vietnam sampai di amerika Serikat, jadi dengan kita cinta terhadap bahasa Indonesia kita bisa mendunia.” (Chk).

Siapa Bilang Perempuan Itu Penakut

Herdiyana Asmoroningtyas lahir di Sleman, 1 Juni 1999. tercacat sebagai mahasiswi di Universitas Ahmad Dahlan mengambil program studi Sastra Indonesia. Anak tunggal dari beberapa Bapak Bapak Suhermono dengan Ibu Sulistyaningsih ini mengawali karir silatnya sejak duduk di bangku sekolah pertama. Awal mula dari kecintaanya dengan dunia silat, bermula dengan pelatih silat di sekolahnya melihat postur tubuh dia yang bagus dan masuk dikelas tempur. Kalau begitu, begitu sapaanya langsung diterjunkan ke kelas prestasi.

Hatinya semakin terpaut dengan dunia saat pelatihnya selalu memotivasi dia untuk selalu berproses menjadi lebih baik. Lingkungan silat dan teman-teman yang mendukung langkah perjuangannya saat ini. Yang paling dia cintai dari dunia ini adalah proses latihan yang tidak terpuji. Di mana pun dia berlatih, latihan dan terus latihan hanya ada rasa ingin tau yang lebih untuk mendalami ilmu ini. Anda benar-benar tidak ada rasa bosan dan jenuh yang menghampiri. Yang ada hanya rasa semangat yang membara dalam raga. Bahkan dalam latihannya terkendala akan Cuaca yang tidak menentukan, jarak, waktu dan kendaraan, namun tetap semangatnya mengalahkan segalanya.

Motivasi yang mengubah dia bertahan hingga saat ini yaitu dorongan dari pelatih dan orang tua. Nya, yang menjadi anak tunggal untuk orang tuanya khawatir akan pilihannya untuk terjun di duni silat ini. Namun alasanya mampu memberikan pemahaman kepada kedua orang tuanya. Hingga akhirnya restu itu dikantonginya. Ada banyak orang yang beranggapan jika ada buang waktu dan mengeluarkan prestasi di sekolah. Namun nyatanya itu tidak terjadi pada herdiana. Cewek silat ini juga menghasilkan silat sebagai semangatnya dalam belajar. Jika dia sudah jenuh untuk belajar maka dia akan melampiaskannya pada silat. Sehingga dia akan merasa fress dan semangat untuk sekolah.

Perjuangan manis pahitnya sudah bertubi-tubi besarbesaran rasakan. Pahitnya sudah barang tentu dia sendiri yang merasakan. Mulai dari memar yang paling ringan hingga cidera kaki di engkelnya yang paling parah. Pinggangnya yang terbanting, hingga cucuran darah dari mulutnya saat bertanding ditingkat nasional yang masih memaksakan dirinya untuk menyelasaikan pertandingan hingga akhir. Itu semua perjuangan yang abadi hingga kini, ia sudah memetik buah manis dari perjuangannya. Segudang prestasi yang sudah besar sejak SMP hingga SMA. Mulai dari tingkat kabupaten untuk mengantarkannya di tingkat nasional di UAD melalui jalur BPM SSO.

Kini nama terus bersinar dikancah Nasional. Dalam dirinya selalu cemerlang DUIT (Doa, Usaha, Ikhtiar dan Tawakal). Pesannya bahwa proses tidak pernah bisa dan jangan dulu, karena di antaranya karena kita tidak tau sebelum itu hasil gimana. Apa yang bisa dilakukan sekarang ya lakukanlah, kalau tidak sekarang kapan lagi? .itu lebih baik hanya diam. Tutup wanita berjilbab itu. (Chk).

Siapa Bilang Perempuan Itu Penakut

Herdiyana Asmoroningtyas lahir di Sleman,1 juni 1999. tercacat sebagai mahasiswi di Universitas Ahmad Dahlan mengambil program studi Sastra Indonesia. Anak tunggal dari pasangan Bapak Suhermono dengan Ibu Sulistyaningsih ini mengawali karier silatnya sejak duduk di bangku menengah pertama. Awal mula dari kecintaanya dengan dunia silat,bermula ketika pelatih silat di sekolahnya melihat postur tubuh dia yang bagus dan masuk dikelas fighter. Sehingga her,begitu sapaanya langsung diterjunkan ke kelas prestasi.

Hatinya semakin terpaut dengan dunia ini saat pelatihnya selalu memotivasi dia untuk selalu berproses menjadi lebih baik. Lingkungan silat dan teman-teman yang mendukung langkah perjuangannya hingga sampai saat ini. Yang paling dia cintai dari dunia ini adalah proses latihan yang tidak membuatnya bosan. Dimana ketika dia latihan, latihan dan terus latihan  hanya ada rasa ingin tau yang lebih untuk mendalami ilmu ini. Sehingga benar tidak ada rasa bosan dan jenuh yang menghampiri. Yang ada hanya rasa semangat yang membara dalam raga. Walaupun dalam latihannya terkendala akan cuaca yang tak menentu, jarak, waktu dan kendaraan, namun tetap semangatnya mengalahkan segalanya.

Motivasi yang menjadikan dia bertahan hingga saat  ini yaitu dorongan dari pelatih dan dukungan dari orang tua. Her,yang menjadi anak tunggal menjadikan orang tuanya khawatir akan pilihannya untuk terjun di duni silat ini. Namun alasanya mampu memberikan pemahaman kepada kedua orang tuanya. Hingga akhirnya restu itu dikantonginya. Walaupun banyak orang beranggapan kalau silat hanyalah buang waktu dan mengganggu prestasi di sekolah. Namun nyatanya itu tidak terjadi pada herdiana. Cewek pecinta silat ini malah menjadikan silat sebagai semangatnya dalam belajar. Jika dia sudah jenuh untuk belajar maka dia akan melampiaskannya pada silat. Sehingga dia akan merasa fress  dan semangat untuk sekolah.

Manis pahitnya perjuangan sudah bertubi-tubi ia rasakan. Sehingga patutlah ia mendapatkan gelar juara ditingkat nasional. Pahitnya sudah barang tentu hanya dia sendiri yang merasakan. Mulai dari memar yang paling ringan hingga cidera kaki di engkelnya yang paling parah. Pinggangnya yang terbanting, hingga cucuran darah mengalir dari mulutnya saat bertanding ditingkat nasional yang masih memaksakan dirinya untuk menyelasaikan pertandingan hingga akhir. Itu semua perjuangan yang dilakukannya hingga kini, ia sudah memetik buah manis dari perjuangannya. Segudang prestasi yang sudah ia tabung sejak SMP hingga SMA. Mulai dari tingkat kabupaten hingga nasional mengantarkannya berhasil  memperoleh beasiswa di UAD melalui jalur BPM SSO.

 

Kini namanya terus bersinar dikancah Nasional. Dalam dirinya selalu tertanam DUIT (Doa, Usaha, Ikhtiar dan Tawakal). Pesannya bahwa proses tidak pernah menghianati hasil dan jangan pernah menyerah sebelum mencoba karena kita tidak tau setelah mencoba itu hasilnya gimana. Mencoba apa yang bisa dilakukan  sekarang ya lakukanlah, kalau tidak sekarang kapan lagi ?.itu lebih baik daripada hanya diam. Tutup wanita berjilbab itu. (Chk).

Galih Surya Pratama : Juara Pertama MTQ Kategori Hafidz

Mahasiswa Prodi Sastra Inggris UAD, Galih Surya Pratama berhasil menyabet gelar juara kategori pertama Tahfidz kategori 5 juz dalam lomba MTQ Mahasisw memperingati Milad Universitas Ahmad Dahlan yang bertemakan Amazing Orange. Yang diselenggarakan pada hari Minggu (03/12) bertempat di Kampus 2 UAD.

Saat diwawancarai melalui Whatsapp Galih mengatakan ini adalah lomba Tahfidz yang pertama yang ia ikuti. Galih mengaku sangat bersyukur saat nama tempat sebagai juara pertama. “Niat saya ikut lomba ini bukan untuk apa-apa, (lomba) ini hanya untuk memperkaya hafalan Al-Quran saya dan menyebar dakwah indah Fakultas FSBK.” Terang Galih.

Surat yang berbeda dengan QS Al-Baqarah dan QS An-Nisa dengan 3 pertanyaan yang diberikan oleh juri dari Juz 1, Juz 2 dan Juz 5. Selang saat ini bertuliskan Galih juga mengatakan memiliki hobi membaca dan menulis di selang waktu luangnya. Galih memiliki keinginan agar tetap bisa konsisten akan hobby yang Ia miliki yang mengingat pribadi Galih yang merupakan Mahasiswa Sastra Inggris.

“Cita-cita saya adalah ingin menjadi seorang ulama yang intelektual, bukan hanya Intelek yang hanya tau akan agama saja, ditambah tidak sampai Ijazah akademis kita yang sarjana namun pemahaman agama hanya setingkat anak TK.” Tutur Galih

Galih berharap untuk lebih bisa lebih giat dan lebih rajin dalam menghafal dan lebih Istiqomah lagi dalam mengulang dan mengahafal bacaan Al-Qur’an yang sudah ia hafalkan sebelumnya.

Lebih lanjut, Galih berpesan kepada teman-teman yang lain agar-agar semangat untuk membaca dan menghafalkan Al-Quran. Mengingat kita sebagai muslim muslim, kita harus percaya bahwa Al-Quran lah yang nantinya akan membimbing dan menuntun kita ke jalan yang benar-benar di hari kiamat kelak.

Sumber: Sastra Inggris

Galih Surya Pratama : Juara Pertama MTQ Kategori Hafidz

Mahasiswa Prodi Sastra Inggris UAD, Galih Surya Pratama berhasil menyabet gelar juara pertama kategori Tahfidz kategori 5 juz dalam lomba MTQ Mahasisw memperingati Milad Universitas Ahmad Dahlan yang bertemakan Amazing Orange. Yang diselenggarakan pada hari Minggu (03/12) bertempat di Kampus 2 UAD.

Saat diwawancarai via Whatsapp Galih mengatakan ini adalah lomba Tahfidz pertama yang ia ikuti. Galih mengaku sangat bersyukur saat namanya diumumkan sebagai juara pertama. “Niat saya ikut lomba ini bukan untuk apa-apa, (lomba) ini hanya untuk memperkuat hafalan Al-Quran saya dan menyebarkan dakwah khususnya Fakultas FSBK.” terang Galih.

Surat yang dibaca antara lain QS Al-Baqarah dan QS An-Nisa dengan 3 pertanyaan yang diberikan oleh juri dari Juz 1, Juz 2 dan Juz 5. Selang saat diwawancari Galih juga mengatakan memiliki hobi membaca dan menulis di selang waktu luangnya. Galih memiliki keinginan agar tetap bisa konsisten akan hobby yang Ia miliki tersebut mengingat pribadi Galih yang merupakan Mahasiswa Sastra Inggris.

“Cita-cita saya adalah ingin menjadi seorang ulama yang intelektual, bukan hanya Intelek yang hanya tau akan agama saja, ditambah jangan sampai Ijazah akademis kita yang sarjana namun pemahaman agama hanya setingkat anak TK.” Tutur Galih

Galih berharap untuk kedepannya bisa lebih giat dan lebih rajin dalam menghafal dan lebih Istiqomah lagi dalam mengulang dan mengahafal bacaan Al-Qur’an yang sudah ia hafalkan sebelumnya.

Lebih lanjut, Galih berpesan kepada teman-teman yang lain agar semangat untuk membaca dan menghafalkan Al-Quran. Mengingat kita sebagai umat muslim, kita harus percaya bahwa Al-Quran lah yang nantinya akan membimbing dan menuntun kita ke jalan yang benar di hari kiamat kelak.

The post Galih Surya Pratama : Juara Pertama MTQ Kategori Hafidz appeared first on Program Studi Sastra Inggris.

Sastra Inggris UAD : Bahu Membahu Meraih Akreditasi “A” Tahun 2018

Akreditasi merupakan sebuah hal yang sangt penting bagi Program Studi. Tidak hanya sebagai bukti kualitas saja karena kebaya bagi seluruh civitas akademika. Hal inilah yang sedang diperjuangakan oleh seluruh civitas akademika program studi sastra inggris UAD.

Dibuktikan dengan diterimanya Akreditasi A dari BAN-PT untuk Universitas Ahmad Dahlan (UAD) baru-baru ini. Untuk bersama mencapai Akreditasi A dilakukanlah sebuah Audiensi yang merupakan acara diskusi rutin yang dilakukan Kaprodi dan Dosen bersama Mahasiswa untuk berdiskusi. Untuk membuka tahun ajaran baru 2017/2018, Audiensi kali ini mengangkat tema Bahu Membahu Meraih Akreditasi A untuk Sastra Inggris tahun 2018, Pada Hari Senin, (6/11) bertempat di Masjid Islamic Center, Universitas Ahmad Dahlan.

Tujuan Audiensi Sastra Inggris ini ada 4 yaitu selain sebagai Rutin Audiensi namun juga untuk menjalin silaturahmi dan komunikasi antara pihak dekanat-prodi-student. Program menciptakan aktivitas dan kegiatan civitas akademika dan juga untuk menciptakan kekompakan dalam menciptakan suasana akademis dan menyukseskan. (Akreditasi) , AMI, dll).

Ketika di tonton dalam acara Audiensi Wakil Dekan Fakultas Sastra Budaya dan Komunikasi Ulaya Ahdiani SS M.Hum. mengatakan “Untuk mendapatkan Akreditasi A tidak bisa dilakukan oleh Kaprodi, Dosen dan para staf saja namun para siswa memiliki peran yang penting untuk mendaptakn Akreditasi A” Tuturnya.

“Semoga saat akreditasi tahun 2018 Prodi sastra Inggris Universitas Ahmad Dahlan bisa mendapatkan Akreditasi A” Tutup Ulaya.

Mahasiswi Prodi Ilmu Komunikasi kembali torehkan prestasi di ajang MAWAPRES 2017

SABTU (30/12/2017) – Mahasiswi Fakultas Sastra, Budaya dan Komunikasi kembali torehkan prestasi dalam mawapres. Fitrah Fasyanabila Lotan mahasiswi prodi Ilmu Komunikasi meraih juara 1 mawapres di tingkat Fakultas dan meraih juara harapan 1 di tingkat Universitas.

Acara ini diselenggarakan di Auditorium Kampus 1 UAD, memberikan itu termasuk dalam acara Sidang Senat terbuka yang merupakan puncak milad UAD ke 57.

kompilasi di temui Fasya mengatakan “sangat senang dan berharap semoga ke depan Fakultas Sastra, Budaya dan Komunikasi (FSBK) atau Ilmu Komunikasi sendiri itu bisa jauh berprestasi” pungkasnya.

lebih lanjut Fasyayarat mahasiswa / I Ilmu Komunikasi dapat masuk dan lolos mawapres sampai ke nasional. Ia sendiri mengaku akan berbaur dengan adik-adik tingkat semester 3-5 yang ingin termasuk mawapres tahun berikutnya.

“Aku berharapnya dari berbagi yang udah aku dapet, mereka bisa lebih dan bisa berprestasi lebih lagi gitu sampai bisa bawa ke nasional” Tutup fasya.

Hubungi Kami

Kampus 4
Jalan Ahmad Yani, Kragilan, Tamanan, Banguntapan, Bantul Yogyakarta 55166
Telepon: (0274) 563515, 511830, 379418, 371120 Ext. –
Faximille: 0274-564604
Email: fsbk@uad.ac.id

Lokasi Kami

Temukan Kami

  • Instagram : @fsbk_uad
  • youtube : FSBK UAD Fakultas Satra, Budaya, dan Komunikasi
  • Tik Tok : @fsbk_uad

Daftar di UAD dan kembangkan potensimu dengan banyak program yang bisa dipilih untuk calon mahasiswa

Informasi PMB
Universitas Ahmad Dahlan

Telp. (0274) 563515
Hotline PMB
S1 – 0853-8500-1960
S2 – 0878-3827-1960

© 2023 Fakultas Sastra, Budaya dan Komunikasi | Universitas Ahmad Dahlan | Perguruan Tinggi Muhammadiyah